Popular Post

Posted by : ridwankalimanis.blogspot.com Selasa, 09 Juli 2013




OOH… Indonesia
Adakah yang namanya keadilan? ‘katanya’ ini Negara hukum, tapi mana?
Adakah yang namanya kejujuran? ‘katanya’ ini Negara penganut Muslim terbanyak, tapi mana?
Adakah yang namanya kemakmuran? ‘katanya’ ini Negara yang makmur sumber daya alam, tapi kenapa masih ada yang kelaparan?

          Indonesia sudah merdeka sejak 17 Agustus 1945 dari para penjajah yang berasal dari luar sana, namun kemerdekaan secara internal sampai sekarang masih dalam mimpi.

Siapa yang harus disalahkan atas ke “amburadulan” Negara ini? Pemerintah? Pejabat? Atau bahkan Rakyat?
          Mungkinkah tak ada lagi yang namanya ‘keselarasan’ diantara ‘kita’ para Indonesian?
          Apapun itu, yang pasti hanya kesadaran individu sajalah yang bias merubah keadaan kita yang kacau balau ini. Susah memang kalau belum ada yang namanya kesadaran.
          Terkadang negeri ini seolah penuh dengan ironi. Korupsi seolah telah menjadi hal yang lumrah di negeri ini. Bagaimana tidak? Kita telah “mematahkan” rekor sebagai 5 besar Negara terkorup didunia. Hebat bukan?
          Mungkin hanya bakat mengkoruplah yang bias dibanggakan oleh bagsa ini. Para pemimpin yang ‘rakus’ seolah tak peduli terhadap keadaan masyarakat kecil. Itukah sosok pemimpin yang dibutuhkan oleh bangsa ini?
          Entahlah. Seolah telah terjalin simbiosis mutualisme antara para Koruptor negeri ini dan Aparatur keamanan di negeri ini. Bagaimana tidak, Koruptor yang korupsi sampai ratusan juta atau bahkan puluhan milyar hanya diganjar hukuman sebesar kotoran tikus. Namun kalaulah Masyarakat kecil yang berbuat salah, langsung divonis sebesar taik lembu.
          Itukah yang pantas dinamakan keadilan? Katanya Negara hukum, tapi mana yang namanya keadilan? Itu semua hanyalah TAIK LEMBU = BULL-SHIT!!!
          Haruskah ada stratifikasi antara sesame bangsa Indonesia? Antara pejabat tinggi dan “wongcilik” ?
          Toh bukankah sama saja? Pejabat makan uang rakyat, dan rakyat “malas”, minta uang sama pejabat!
          Tak bias dipungkiri memang, rakyat yang malas untuk bekerja dan berusaha untuk mencari penghasilan, cenderung kepada mereka-mereka yang bodoh. Nah, lantas kesempatan ini tidak disia-siakan oleh mereka para ‘tikus berdasi’ untuk memanfaatkan kebodohan rakyat, dan rakyat makin terbodohi. “udah jatuh tertimpah tangga pula”. Alamak…
          Sebagian dari mereka terkadang menyadari keadaan mereka, namun seketika mata mereka menghijau dikala mereka mendapat sumbatan untuk mulut mereka berupa satu atau banyak lembaran merah dan biru  yang di bagikan percuma oleh parah ‘tikus berdasi’.
          Itu lah salah satu “kegiatan” yang berprospek pada kehancuran negeri ini.

          Lain halnya dengan para politisi BAJINGAN yang mengatas namakan “ajaran agama” dalam ‘strategi pintar’ nya. Kita bias lihat mereka yang seperti ini berada dalam partai politik yang bersifat ‘Agamais’.
          Buat malu. Malu-maluin !!! Memang itu reward  yang bias kita berikan kepada para BAJINGAN – BAJINGAN itu. Gimana tidak, ngakunya mengatas namakan agama sebagai landasan pemikiran.  Ini malah sama saja RAKUS nya seperti ‘tikus berdasi’ yang lain dalam hal maka-memakan uang rakyat.
          Sebenarnya Negara ini mempunyai lembaga yang dapat mengatasi kasus ‘memakan uang rakyat’ seperti ini. Namun, yang masih dipertanyakan kenapa masih banyak juga ‘tikus berdasi’ yang masih merasakan kekayaan? Dan kemana uang itu perginya kalaulah sudah berhasil disita?
          ENTAHLAH… Indonesia sekarang memang seperti itu. Sama sama saling ‘memakan’. KORUPTOR BAJINGAN memakan uang rakyat, sedangkan INTELEJEN KORUPTOR makan uang KORUPTOR !!!

          Kapan Indonesia bias berubah? Kapan Indonesia bisa ‘Merdeka’?

Itu akan terwujud dari ‘kita-kita’ yang peduli dan dapat menahan nafsu sesaat yang bersifat merugikan bangsa dan Negara.
Itu akan terwujud dari ‘kita-kita’ yang mengerti akan namanya keseng saraan.
Itu akan terwujud dari ‘kita-kita’ yang menginginkan kemerdekaan.
Dan itu akan terwujud apabila ‘kita-kita’ memutuskan hukaman yang pantas buat para ‘tikus berdasi’ itu, yakni HUKUM MATI !!!

Thanks for Reading
Create your Comment please

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Dunia Penuh Kisah - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -